
Pusat Budaya Indonesia KBRI Dili Timor Leste | Pendiri Yayasan Yulia Natya Nivriti yang merupakan Dosen Program Studi Ilmu Hukum Universitas Pendidikan Ganesha Dr. Ni Putu Rai Yuliartini, S.H. M.H. melaksanakan kegiatan PKM Internasional (Community Services) di Pusat Budaya Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia Dili Timor Leste. Dr. Rai Yulia telah melaksanakan kegiatan Bakti Akademik dan Pengabdian Kepada Masyarakat Internasional dalam mengajarkan dan melestarikan Seni Tari Tradisional Pendet Bali Kepada Masyarakat Timor Leste yang diselenggarakan pada tanggal 18 – 22 November 2024. Dr. Rai Yulia menjadi dosen pertama dari Undiksha yang memberikan PKM Internasional mengajarkan dan memberikan pelatihan Seni Tari Bali.
Pusat Budaya Indonesia di Dili, Timor Leste ini merupakan Rumah Budaya Indonesia (RBI) tebesar di dunia. Oleh karena itu, dari segi penamaan, pemerintah lebih memilih menggunakan istilah pusat daripada rumah. Pusat Budaya Indonesia (PBI) merupakan ruang publik diplomasi budaya yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di 10 negara antara lain Timor Leste, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Prancis, Singapura dan Turki (https://rumahbudayaindonesia.sg/tentang-kami-rumah- budaya-indonesia-singapura/). Selain menjadi yang terbesar di dunia, PBI juga menjadi yang terbaru di dunia karena gedung PBI baru selesai dibangun pada bulan Desember 2015. Bahkan, saat antologi ini ditulis dan disusun, PBI belum resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Gedung yang besar, megah, dan modern semakin menetapkan PBI menjadi yang terbesar di antara RBI di 9 negara lainnya.
Pembangunan PBI merupakan suatu keputusan politik antara Indonesia dan Timor Leste. Dalam pertemuan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, dengan Perdana Menteri Republik Demokratik Timor Leste, Xanana Gusmao, di Istana Negara pada tanggal 26 April 2008, Presiden RI mengharapkan dapat dibangun PBI di Dili. Hal tersebut kemudian diperkuat dengan hasil Joint Ministerial Meeting (JMC) ke-4 Indonesia-Timor Leste, yang menyepakati pembangunan PBI di Dili.
Pada tanggal 28 Juli 2010, di Dili, Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa PBI memiliki makna strategis dalam mempererat dan memperkokoh hubungan dan kerja sama antara Indonesia dan Timor Leste, serta menjadi salah satu instrumen soft power dari politik luar negeri Indonesia. PBI merupakan sarana untuk meningkatkan dan memperkuat “people to people contact” dan mempererat hubungan persahabatan antara kedua bangsa melalui berbagai kegiatan bersama secara terencana, terarah, dan profesional di bidang sosial-budaya.